Motivasi internal Vs Motivator Eksternal

Motivasi internal Vs Motivator Eksternal . Paijo tidak dapat menahan kegembiraannya saat ia masuk di dalam bus untuk melihat temannya. Dia gelisah di kursinya tidak dapat menahan semangatnya untuk karir barunya. Dia ingin menceritakan sesuatu kepada temannya tentang harapan baru yang ada di dalam pemikirannya. Hal Itu datang kepadanya seperti sambaran petir dan sejak dia telah meneliti bagaimana dia bisa membuat itu mungkin. DIa begitu bersemangat akan keberhasilannya setelah membaca dan memikirkan harapannya itu terjawab ketika dia browsing di internet. Paijo belajar penuh semangat karena yakin dia dapat mencapai tujuan barunya

Dia bergegas ke warung kopi dengan senyum lebar di wajahnya dan segera setelah ia melihat temannya, Paidi, dia berkata:
“Saya akan belajar menjadi seorang jurnalis!”

Temannya tertawa hahaha, hampir menyemrotkan minuman yang telah dimasukkanna kemulut.

“Apakah Anda yakin, maksudku aku tidak bermaksud kasar tapi jangan Anda memiliki keinginan sementara keinginan itu begitu mengawang-awang dan sulit untuk digapai, cobalah realistis. Kamu itu nggak ada darah jurnalis, yang ada hanyalah berdarah-darah… haha (serius sambil gojek) Tapi jika itu yang Anda inginkan untuk mendapatkan sesuatu yang kamu inginkan, okelah. – dengan ekspresi tak yakin.

Dengan komentar itu, Paijo yang awalnya penuh ambisi dan tekad yang sekarang dipenuhi dengan keraguan dan ketidakpastian. Menjadikan dirinya berada dalam sebuah kebimbangan.

Ini adalah contoh dari apa yang bisa terjadi ketika seseorang menjadi motivator eksternal yang mempengaruhi motivasi internal dalam diri sendiri.

Jika tujuan Anda adalah mobil dan jalan adalah arah di mana Anda sedang menuju ke arah mencapai tujuan Anda, maka motivasi merupakan bensin di mana Anda tetap di mobil Anda. Motivasi internal adalah bagaimana Anda berbicara kepada diri sendiri ketika mengejar tujuan Anda dan dapat sangat dipengaruhi oleh rangsangan eksternal yang kita temui sehari hari.

Ketika mencoba untuk mencapai tujuan apa pun, motivasi internal sangat penting . Anda tidak harus mengandalkan motivasi eksternal untuk menjadi lebih kuat. Banyak orang-orang membuat kesalahan mendasar untuk meningkatkan harga diri mereka dengan mencoba untuk mendapatkan penerimaan dari orang lain daripada mencoba untuk menerima dirinya dan kemampuan yang dirasakannya.

Andalah sebenarnya yang memiliki kendali terhadap diri anda sendiri, sehingga mengandalkan mendapatkan motivasi eksternal untuk mencapai tujuan hanya akan menjadi sesuatu yang sangat mengecewakan. Jadi bagaimana Anda memastikan bahwa motivasi internal Anda akan melibas habis rangsangan eksternal yang memiliki potensi negatif?

seorang bijak berkata: Tidak ada yang bisa membuat Anda merasa buruk kecuali Anda sendiri mengizinkannya”. Ini berarti bahwa setiap komentar, pengalaman, umpan balik hanya menjadi relevan jika Anda letakkan berarti di atasnya, umpan balik negatif hanya relevan jika Anda mengizinkan perasaan Anda menerimanya.

Tips-tips:

1. Pikirkan tujuan yang Anda miliki saat ini? (misalnya menurunkan berat badan)

2. Tanyakan pada diri Anda mengapa Anda ingin mencapai tujuan ini

a. Aku ingin terlihat baik untuk suami saya (Lanjutkan ke pertanyaan 3)
b. Saya ingin lebih sehat (Ini merupakan motivator internal sehingga termotivasi untuk mengapainya)

3. Jika alasan Anda untuk memiliki tujuan ini bergantung pada motivator eksternal, tanyakan pada diri apa yang merupakan motivasi internal untuk mencapai tujuan ini? (Saya ingin menjalankan setengah maraton dalam 6 bulan)

4. Pikirkan lain. (Saya ingin merasa percaya diri dalam pakaian ketat)

5. Fokus pada motivasi-motivasi dalam mengejar Anda mencapai tujuan Anda.

Bagaimana Anda tahu bahwa ini adalah motivator internal? Bila Anda tidak perlu bergantung pada seseorang berarti itu motivasi internal.

Motivasi internal Vs Motivator Eksternal

Incoming search terms:

• motifasi eksternal